My Reflection About Artwork Presentation
On the last Thursday, my class had a presentation session in Humanistic Studies class. In this session, each group had to present an artwork they had chosen. They would explore more about the multiculturalism core in the artwork. It can be about stereotypes, prejudice, discrimination or conflict. The artwork itself could be a song, poem, movie etc. Then, the performances of each group were very amazing. Each group had its own way to present what they had analyzed from the artwork. For example, a group presented a poem written by a local humanist. They played the video and gave their analysis. While another group showed a song that contained a deep core in multiculturalism.
Then, my group brought a song titled “Wind of Change” that performed by Scorpion. The reason why we chose this song is because this song tells about the conflict among West & East Germany. This conflict at the time had existed for years until in 1991 the Berlin Wall was destroyed. From this song, we tried to explore the conflict from the song and also the concept of conflict itself. After we finished the presentation that only lasted for 5 minutes (that’s the maximal duration :D), we got the feedback from our lecturer. Ms.Nisa, one of our “awesome” lecturers in SSE said that she was very happy having Scorpion’s song in our presentation. It was because she felt that there is no a long generation gap between her and us :D.
Feedback from her was about our exploration. We got less in exposing the song. We too much focused on the theory about conflict and left the song itself. So the song was just like an attribute, whereas the song itself has many values that are worthy to explore. But the presentation itself had been very scientific since we included the basic theories. Then she also said that all groups’ presentations were similar with research. Why? Because we had to find all facts behind the artwork and the theories that became basis of our argument. I like this session very much because I can learn from any kind of media, even from art. Ms.Nisa & other lecturers give me spaces to accommodate my creativity wider and wider. I’m so lucky. 😀
Arti Sebuah Nama
Banyak yang mengira saya perempuan saat mendengar nama saya. Namun begitu melihat sosok aslinya, ternyata pemilik nama tersebut adalah laki-laki yang cukup tampan :D. Sebenarnya nama saya ini artinya cukup netral, tapi entah mengapa yang sering memakai nama ini adalah perempuan. Tak apalah, justru nama saya menjadi tidak pasaran.
Nama saya yang sangat saya banggakan ini merupakan hadiah terindah dari ibu saya. Beliau mendapat nama ini dari kitab suci Alquran. Saat beliau membaca Alquran, beliau langsung merasa ‘klik’ dengan nama tersebut. Nama tersebut menunjukkan keagungan Tuhan YME. Jadilah nama tersebut menjadi depan saya. Sementara nama belakang saya yang sangat berbau Jawa ini hadiah dari almarhum eyang saya. Beliau merasa kelahiran saya adalah sesuatu yang akhirnya terlaksana. Tidak heran sih, karena saya memang cucu pertama dari almarhum eyang. Mengapa harus nama Jawa? Karena eyang saya wong jowo asli Kudus lah alasannya, meskipun saya sendiri tidak bisa bahasa Jawa he he.
Jujur saja, saya sering merasa merinding bila teringat makna dari nama saya tersebut. Sepertinya saya tidak pantas menyandang nama ini. Ini karena makna tersebut pasti adalah doa dan harapan dari orangtua saya. Mereka mungkin menginginkan saya untuk selalu taat kepada-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Saya sering merasa bersalah, terkadang sampai menangis, mengingat saya masih jauh dari harapan mereka. Saya sering mengecewakan mereka pastinya karena biar keliatannya alim kadang-kadang saya suka nakal juga. Sempat terbersit di benak saya, apa saya pantas memiliki nama ini. Karena nama ini kelihatannya menuntut “kesempurnaan”. Apa saya ganti saja nama saya dengan yang lebih sederhana? Namun saya lantas berpikir apa ada manusia yang sempurna di dunia ini? Bukankah kesempurnaan hanyalah milik Tuhan YME?
Nama adalah sebuah doa, dan saya lah yang seharusnya memantaskan diri untuk menyandang nama tersebut. Saya pikir ini adalah hal yang baik, karena nama ini dapat menjadi semacam “reminder” bagi saya untuk tetap berusaha menjadi seperti yang orangtua saya harapkan. Maka dari itu, sekalipun memungkinkan, saya tidak akan pernah mengganti nama ini. Menurut saya ini adalah nama terbaik di dunia, karena di dalamnya terkandung sebuah doa yang tulus, yang akan selalu saya coba wujudkan. 😀
My Learning Blog 